SENANG DAN KECEWA SETELAH KABINET TERSUSUN
Sedih dan senang itu memang merupakan hak manusia untuk melakoninya, karena adanya peristiwa yang ada di sekitarnya. Sebgaian orang akan merasa bangga dan senang setelah apa yang menjadi harapannya menjadi kenyataan, namun itu secara otomatis akan menjadikan sebagian pihak merasakan kecewa karena harapannya tidak terwujud. Itulah manusia, padahal apa yang menjadi harapan tersbeut bhukan termasuk kewenangannya, melainkan menjadi kewenangan pihak lain, namun karena ada harapan tertentu, maka rasa senang dan atau sedih akan menghinggapinya.
Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Makruf Amin telah mengumumkan susunan kabinetnya dan akan segara melaksanakan kerja sebagaimana harapan presiden dna juga sleuruh rakyat Indonesia, namun karena itu merupakan piliha manusia, tentu ada yang dianggap tidak tetap atau tidka sempurna. Seaca adil kita sharusnya menunggu terlebih dahulu apakah mereka memang dapat berkeja sesuai dnegan harapan kita smeua ataukah mereka justru sama sekali tidak mengungtungkan dalam bidang tersebut. Kita sekali lagi harus mau mnunggu mereka bekerja, dan secara teoritis, mereka pastinya akan mampu melakukan pekekrjaan sebagaimana dibebankan kepada mereka.
Terpilihnya merka tentu sudah dipertimbangakan secara mask dan kemudian juga sudah dilihat track recordnya sehingga diyakni mereka akan mampu menjalankan amanah dengan baik dan harapan ke depannya lagi akan mampu mensejahterakan rakyat secara umum. Soal selera tu sudah pasti berbeda bahkan karena ini merupakan kabinet periode kedua Jokowi, tengtu dia ingin dapat menjalankannya dnegan mulus dan tidak banyak persoalan. Kita yakin bahwa presiden sudah mempertimbangkan sedmikian rupa sehingga semuanya akan berjalan sesuai dengan rencana, dan kita meyakini hal tersbeut.
Mungkin kalau kita lihat lebih spesifik lagi ialah mereka mereka yang namanya sudah beredar di media soaial sejak sebelum presiden dilantik untuk menempati pos pos menteri tertentu, namun dalam kenyataannya setelah para menteri dilantik nama merka tidak dipanggil pressiden dan mereka tidak jadi menteri, tentu akan sangat kecewa dan mungkin menyimpan perasaan sedih yang cukup banyak, dan sebaliknya bagi mereka dan juga keluarganya yang ternyata dipanggil presiden untuk dilantik sebagai menteri atau pejabat setingkat menteri, menjadi sangat senang tiada terkira.
Namun sesungguhnya kalau kita berpikir positif, mereka yang tidak dipanggil oleh presiden untuk menjabat sebagai Menteri harus tetap bersyukur, karena mereka akan terbebas dari persoalan dan tanggung jawab yang berat dan mungkin juga akan mengalami hal berat yang tidka penah dibayangkan sebelumnya. Itu jika mereka selalu berpikir positif dan mau mengambikl hikmah dibalik semua hal yang terjadi. Namun jika mereka tidak mau berpikir demikian, sangat mungkin merka akan stress dan mungkin akan mengalami hal yang terburuk dalam hiudpnya karena terus merasa sedih.
Klau kita berikir positif demikian, maka dnegan mudah kita akan menempatkan smeua itu sebagai sebuah takdir Allah swt yang diperuntukkan bagui umatnya. Kalau Tuhan menakdirkan kita tidak menjabat sebagai Menteri, tentu Allah mempunyai rencana lain yang jaug lebih baik, dna bagi mereka yang terpilih sebagai Menteri juga harus berpikir bahwa hal tersbeut adalah takdir dan amanah yang harus dijalankan dnegan penuh tanggung jawab, bukan sebuah kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Jabatan adalah amanah dan itu dapat juga disebut sebagai ujian atau fitnah yang jika kita tidak dapat menjalankannya maka akan berakibat buruk bagi kita dan keluarga.
Karena itulah semua harus bersikap realistis dan mensyukuri smeua yang ada baik yang dilantik sebagai Menteri maupun yang tidak, dan sleuruh rakyat dan bangsa ini juga harus tetap sellau bersyukur atas smeua yang ada, karena ituilah nikmat yang sduah hamparkan kepada kita. Segeralah sadar dan kemudian kembali kepada habitat masing masing, karena sesungguhnya smeua itu sudah menjadi kehendak Nya dan manusia hanya dapat menerima dan menjalaninya. Jika kemudian ada keinginan lain yang inbgin diusahakannya, maka segeralah diusahakan agar nangtinya dapat meraihnya dnegan baik.
Hal yang jelas harus kita lakukan ialah jangan sampai kita menyesali nasib yang sudah terjadi, karena itu akan semakin membuat diri kita terpuruk dan pastinya akan semakin menjauhkan diri kita dari Tuhan. Merasa sedih itu boleh karena itu manusiawi, namun jika sedih tersebut terus dipelihara dan tidak segara menyingkirkannya dan menggatikan dnegan optimism, maka kita sendiri yang akan merasakan kerugiannya. Demikian juga merasa senang itu juga boleh karena itu juga manusiawi, namun yang harus dihindari ialah senang yang berlebihan sehingga justru akan melupakan kewajiban yang seharusnya ditunaikan.
Pendeknya menjalankan sesuatu itu boleh asalkan tidak berlebihan, karena berlebihan itu merupakan kebiasaan setan yang tidak pantas dilakuan oleh manusia, apalagi kalau kita buhungkan dnegan terbentuknya cabinet kerja presiden Jokowi dan makruf Amin, tengtu akan lebih tidak masuk akal lagi, karena sebagai rakyat kita tidak ada hubungan secara langsung terhadap mereka yang mengemban tugas tersebut. Hanya saja kita memang berharap mereka akan dapat bekerja dnegan baik dan dapat mensejahterakan rakyat secara umum. Selebihnya kita sebaiknya kembali kepada aktifitas kita masing masing untuk menghasilkan sesuatu yang memang kita harapkan.
Himbauan kepada mereka yang tidaka terpilih sebagai Menteri atau kader dari organisanya baik politik maupun ormas, sebaiknya segera menjalankan aktifitas yang lebih memungkinkan unuk menghasilkan sesuatu yang lebih ketimbang sebelumnya. Mereka justru harus mampu menujukkan hasil maksimal kepada public meskipun tidak terpilih sebagai Menteri, kaena sesungguhnya kebrhasilan seseroamg itu bukan diukr dari jabatan, mealinkan justtu dari peran yang dapat dipernakan dalam masyarakat secara nyata. Semoga harapa tersebut dapat terealisasi dan kita smeua menjadi bagik serta produktifa dalam menjalankan pekrjaan kita masing masing. Semoga.